pejuang aceh tempo dulu |
betulkah aceh itu " pungo"( gila ) ?-Aceh,
atjeh dan acheh begitulah orang menyebutnya. Serambi mekkah itulah nama
sebutannya. Walaupun saat ini tidak seperti yang telah disebutkan. Masyarakat
dengan keramahannya dan sikap terbuka dengan semua golongan manusia didunia
ini. aceh adalah suatu daerah yang otonom dalam bingkai NKRI. Aceh punya
kekuasaan seluas-luasnya dalam mengelola wilayahnya demi kemakmuran rakyatnya.
aceh punya UU sendiri yang mengatur kehidupan dan melangsungkakn bernegara.
Pada mulanya aceh adalah salah satu kerajaan 5
terbesar di dunia pada masa itu. Kerajaan turki ottoman adalah kerajaan
terhebat nomer wahid didunia sewaktu itu. Aceh sudah punya hubungan dagang,
hubungan kerjasama dan hubungan-hubungan yang lain. Banyak rakyat aceh yang
belajar ilmu pemerintahan dan ilmu persenjataan perang di turki. Pada saat aceh
berperang dengan belanda, banyak ahli-ahli perang yang didatangkan oleh sultan
turki ke aceh untuk memerangi penjajah kafir belanda.
Aceh
adalah sebuah negeri yang unik. Negeri yang banyak tinggal orang-orang”pungo”
dalam segala hal. Tapi bukan berarti gila. Maksud aku disini adalah pungo dalam
kutip. Yaitu artinya nekad dalam melakukan sesuatu tanpa memikirkan kondisinya
bahkan nyawanya. Penjajah belanda pun menobatkan satu label untuk rakyat aceh,
yaitu “atjeh moorden”. Ungkapan dalam bahasa belanda yang artikan berarti “
aceh Gila”. Kenapa sampai bisa belanda menobatkan seperti itu?
Sejarah
menyiratkan bahwa strategi perang orang aceh adalah strategi yang paling “gila”
di seluruh dunia. Bagaimana mungkin seorang pejuang dengan hanya bermodal
sebilah rencong mampu melawan mati 7 anggota pasukan belanda. Bisa dibayangkan
bagaimana kebrutalan orang aceh saat itu. Belanda yang sudah punya
teknologiperang yang lebih maju pada saat itu kelawahan dalam menghadapi serangan-serangan
yang dilancarkan pejuang-pejuang aceh. Pejuang aceh berperang dengan hanya
mengharapkan keridhaan dari Allah SWT. Prang sabi sudah tertanam dalan tiap
jiwa-jiwa orang aceh dengan bait-bait hikayat prang sabi yang akan menggetarkan
musuh-musuhnya. Mereka rela mati tanpa pamrih demi kelansungan agama islam dan
keinginan untuk bebas dalam berkehidupan tanpa intervensi dari pihak manapun.
Penjajah hanya ingin menjarah kehidupan, hasil alam, dan kebebasan di tanah
milik sendiri. Itulah alasan mengapa belanda menyebut orang-orang aceh” atjeh
moorden ”.
bersambung ke part II.
0 komentar: